Pernikahan adalah awalan kamu dan si dia untuk memulai babak baru, membangun bahtera rumah tangga yang sepenuhnya jadi tanggung jawab kamu dan pasangan. Setelah resmi berkeluarga, kamu tak lagi di bawah naungan orangtua. Idealnya sih menikah dan membina keluarga memang harus terpisah dari orangtua.
Hidup di rumah terpisah dari orangtua akan membantu mengajarkan kemandirian, juga akan mengasah keintiman kamu dan pasangan, satu-satunya partner yang bisa kamu andalkan. Utamanya bagi kamu dan pasangan yang harus hidup merantau di kota atau negeri orang. Ugh, rasanya pasti lebih nano-nano deh! Seru di awal, namun pasti nanti akan ada fase kamu merasa butuh orangtua di dekat kalian. Kira-kira hal apa saja sih sebenarnya yang bakal para pasangan rasakan saat membina rumah tangga di perantauan? 

1. Pertama yang akan terasa pastinya adalah rasa merdeka, bebas dari aturan dari masing-masing keluarga. Mau melakukan apa dan pergi ke mana kini jadi urusan berdua

Hanya kamu dan dia, melawan dunia via www.pexels.com
ADVERTISEMENT
Setelah resmi menjadi pasangan sah, membeli atau menyewa sebuah rumah untuk kalian berdua akan terasa begitu bebas dan merdeka. Kini semua pilihan sepenuhnya ada di tangan kamu dan dia. Rasanya? Seru!

2. Tinggal merantau jauh dari orangtua akan membuat kalian bingung pada awalnya. Di sisi lain, kalian pun akan merasa begitu optimis karena ini adalah awalan petualangan yang mendebarkan

Bebas mau kemana saja dan kapan saja via www.pexels.com
Jauh dari orangtua saat masih sendiri mungkin akan terasa sedikit sulit dan menyedihkan. Setelah berpasangan, mungkin sesekali kamu atau si dia mungkin akan sedikit merindukan rumah. Tapi kebingungan dan keseruan kalian sebagai pasangan baru di tanah rantau akan mengalihkan semua perasaan tersebut. Rasanya terlalu banyak hal yang harus dilakukan dengan pasangan! Ada yang merasa begini juga?

3. Setelah beberapa saat berkeluarga, kamu dan pasangan mungkin akan terlibat konflik yang harus kalian pecahkan berdua, karena tak akan ada orangtua yang melerai dan menasihati

Berantem-berantem sedikit pasti bakal terjadi via www.psychologytoday.com
Beda dengan kalau kamu membina rumah tangga di rumah orangtua atau mertua, konflik apapun yang terjadi bisa jadi akan melibatkan orangtua. Ya semisal beda rumah pun kalau masih sekota, akan ketahuan deh kalau sedang ada masalah. Nah, saat membina keluarga di tanah rantau, setiap konflik harus kalian selesaikan sendiri. Apapun masalahnya, harus bisa survive!

4. Hubungan bisa jadi lebih solid, karena hanya ada kamu dan pasangan hidup di tempat yang asing, jauh dari keluarga

Lebih solid dan kompak via unsplash.com
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setelah melalui berbagai masalah, banyak hal baru, kamu dan pasangan akan mulai saling memahami dan menyesuaikan. Jangan kira menikah itu gampang, pacaran bertahun-tahun nggak akan menjamin kamu dan pasangan saling memahami 100%. Saat semua tantangan terlewati, kamu dan pasangan mungkin akan jadi lebih solid dan kompak.

5. Setelah beberapa saat, saat dikarunia anak, kehidupan rumah tangga kalian bisa jadi akan lebih pelik dan rumit. Terutama tak ada orangtua yang bisa membantu

Rasanya kayak nano-nano~ via unsplash.com
Menjalani kehamilan jauh dari orangtua itu bisa jadi mudah, bisa jadi justru susah tergantung kondisi dan kemandirian kamu dan pasangan. Yang pasti, dalam beberapa aspek, saat hamil hidup dekat orangtua akan lebih mudah ketimbang hanya berdua dengan suami. Tapi ini hidup yang kalian pilih, harus strong dong menjalaninya!

6. Fase memulai babak baru sebagai orangtua mungkin adalah salah satu fase terberat, utamanya kalau hanya berdua di tanah rantau dengan nol pengalaman

Siap-siap banyak drama via www.medicaldaily.com
Membina rumah tangga berdua saja sudah penuh tantangan, ketambahan satu anggota keluarga baru jangan ditanya! Di sini kamu dan pasangan bakal dituntut untuk bisa menjalin relasi yang baik dengan orang-orang di tempat tinggal kalian, sebagai pengganti keluarga yang jauh di mata. Ya, jelas nggak bisa bersikap anti sosial saat kamu membina rumah tangga di tanah rantau. Kangen orangtua? Beuh, jangan tanya rasanya :’)

7. Syukur-syukur kalau orangtua kalian bisa meluangkan waktu untuk membantu. Kalau nggak? Butuh usaha ekstra untuk dapat bekerja sama menjadi pasangan sekaligus orangtua baru

Ada positif dan negatifnya via unsplash.com
Teknologi sudah maju, informasi sudah tumpah-tumpah di mana-mana. Tapi tetap beda rasanya kalau tinggal dekat orangtua mengurus anak dengan pengalaman yang jelas sudah terbukti hasilnya. Tapi sisi negatifnya mengasuh dekat orangtua, bisa jadi bakal banyak kesalahpahaman saat mendidik anak dengan cara kamu dan pasangan dengan orangtua kalian. Jadi ya nikmati aja lah membesarkan anak sendiri di tanah rantau, karena ini bisa jadi keuntungan buatmu yang mungkin punya teknik parenting yang beda dari orangtua atau mertua.
Entah tinggal dekat orangtua dan atau justru berjauhan di tempat asing, keduanya tentu punya kekurangan dan kelebihan masing-masing yang nggak bisa terhindarkan. Tapi percaya deh, semua nggak akan terasa berat kalau dijalani dengan ikhlas dan keyakinan pada pasangan kita, satu-satunya partner terdekat kita di kota asing. Kalau menurut kamu, tantangan apa yang paling berat saat menjalin rumah tangga jauh dari orangtua?