Dia

Aku pernah berada di satu titik paling bahagia
Dimana aku merasa telah menemukan tambatan hati
Dia yang tak sengaja hadir dalam hidupku
Juga tanpa permisi memberi warna, angan dan juga mimpi

Sampai pada suatu ketika dia pergi tanpa kata
Senyumpun hilang berganti sedih
Kepergiannya meninggalkan berbagai macam tanya dibenakku
Pertanyaan yang tak pernah terungkap dan tidak mendapat jawaban

Akupun mengadu kepada Tuhan
Perihal gundah yang sedang aku alami
Tergugu di atas sajadah menyesali pertemuan yang telah terjadi
Hingga aku tersadar bahwa dia bukan tak sengaja hadir dalam hidupku
Tetapi memang begitu rencana yang ditulis Tuhan
Satu hal yang aku pahami
Bahwa setiap yang datang belum tentu menetap



Titip Rindu

ADVERTISEMENT
Angin malam berhembus pelan
Membawa aroma tanah basah sisa hujan
Selarut ini aku masih duduk terpaku
Menikmati malam, bercengkerama dengan kenangan

Senyum simpul terlukis di wajah
Mengingat tingkah lucumu, canda tawamu
Semuanya terekam jelas dipikiran
Tak ada satupun yang terlewatkan

Terkadang aku ingin kembali ke masa itu
Merasakan kembali
Pahit manisnya jalan mewujudkan mimpi
Air mata dibalik senang dan sedih

Kini ada jarak yang memisahkan
Rindu yang membuncah tak selalu bisa disampaikan
Satu yang selalu aku lakukan
Menitipkan rindu lewat doa pada Tuhan