Siapa sih yang tidak suka jus buah segar? Terlepas dari perbedaan selera soal buah apa yang dijadikan jus, tapi minum jus buah memang sangat praktis jika dibandingkan makan buahnya langsung. Apalagi sekarang sudah banyak abang-abang gerobak di pinggir jalan yang jual aneka jus, malah kadang bisa di-mix juga. Tidak perlu repot-repot mengupas kulitnya, memotong-motong dagingnya, dan memasukkan ke blender. Tinggal bilang aja ke abangnya mau jus apa, kalau mau lebih ‘kelihatan’ sehat biasanya bisa tanpa gula atau susu.

Jus buah juga sering jadi andalan orang-orang yang menjalani program diet. Ada yang sehari-hari mengurangi nasi dan memperbanyak jus. Tapi sayangnya, tidak selamanya jus buah segar itu ternyata baik buat tubuh lo, sekalipun diminum tanpa gula dan susu. Mau tahu apa alasannya? Simak dulu deh uraian Hipwee News & Feature kali ini.

Sekalipun jumlah buahnya sama, tapi cara penyajian yang berbeda itu ternyata berpengaruh sama kemampuan tubuh menyerap gula dalam buah lo

Penyebabnya adalah gula via www.superpharmacy.com.au
ADVERTISEMENT
Saat kita makan buah, akan terjadi proses pengunyahan secara perlahan. Setelah dikunyah di mulut, buah akan masuk ke lambung, lalu berakhir pada penyerapan di usus kecil. Dalam proses itu, kandungan dalam buah termasuk gula alami atau fruktosa, akan dicerna dan dipecah secara bertahap. Ini membuat gula lebih lama diserap sehingga tidak cepat berubah jadi gula darah.
Sedangkan proses atau tahapan seperti di atas tidak akan terjadi jika buah dijus. Sekalipun jumlahnya sama, tapi karena telah hancur semua zat gizi dalam buah akan mudah sekali masuk ke sistem pencernaan dan diserap tubuh lebih cepat. Akibatnya, gula darah jadi cepat naik serta memicu menigkatnya kadar lemak.

Selain soal kandungan gulanya, serat dalam buah ternyata juga bisa berubah seketika setelah dijus lo. Padahal serat ‘kan penting banget buat tubuh

Menghilangkan serat alami via parenting.firstcry.com
ADVERTISEMENT
Mengubah buah ke bentuk jus ternyata juga bisa menghilangkan serat-serat penting dalam buah lo. Fakta ini disampaikan oleh Emma Elvin, penasihat klinis di badan amal diabetes, Inggris, seperti dikutip BBC. Tanpa serat ini, fruktosa dalam buah akan mudah dan cepat terserap dalam tubuh. Gula dalam darah yang meningkat cepat, akan memicu pankreas untuk menghasilkan insulin –atau enzim pengontrol gula dalam darah– lebih cepat juga. Fruktosa yang seharusnya bermanfaat malah “dibaca” tubuh sebagai gula tambahan atau “added sugar”.
ADVERTISEMENT
Added sugar sendiri kata WHO cuma boleh dikonsumsi sebanyak 30 gram perhari, atau setara dengan 150ml jus buah segar.

Nah, ternyata mekanisme serat yang salah itulah yang kemudian memicu berbagai penyakit salah satunya diabetes tipe 2. Wah, ternyata yang selama ini terlihat sehat, juga belum tentu sehat 🙁

Jus buah ternyata juga bisa memicu diabetes via breakingmuscle.com
Tentu kita semua tidak menyangka kalau mengonsumsi jus buah segar ternyata justru bisa memicu diabetes tipe 2. Padahal selama ini kita ‘kan minum jus biar sehat ya. Tahun 2013 lalu, para peneliti sudah membuktikannya sendiri. Masih dilansir dari BBC, hasil penelitian itu menganalisis data kesehatan 100.000 orang antara tahun 1986 sampai 2009. Hasilnya memang konsumsi jus buah segar berlebihan bisa meningkatkan risiko terjangkit diabetes tipe 2!
Lagi-lagi, semua kuncinya adalah jangan sampai mengkonsumsi apa pun secara berlebihan. Mungkin karena kebanyakan mengira jus buah segar itu (selalu) sehat, akhirnya dikonsumsi banyak-banyak.

Selain itu, banyak juga studi yang menyatakan kalau jus buah ternyata diam-diam bisa meningkatkan kalori dalam tubuh. Waduh…

Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, bisa meningkatkan kalori via www.buzzfeed.com
Saat makan makanan padat seperti nasi atau daging-dagingan, otak akan bereaksi dengan menimbulkan rasa kenyang. Makanya, jadi banyak orang beralih dari makanan padat ke jus buah saja dengan tujuan menurunkan berat badan. Padahal pola diet seperti itu justru bisa meningkatkan jumlah kalori dalam tubuh.
Bayangkan aja ketika kita minum 1 gelas jus untuk sarapan, kita tidak akan merasa kenyang, atau kenyang tapi cuma sebentar. Ujung-ujungnya pasti minum jus lebih banyak, atau makan camilan lain penunda lapar. Kalori yang masuk bisa saja malah jauh lebih besar dibanding makan makanan padat 1 kali. Padahal terlalu banyak kalori yang tidak dibakar jadi energi akan berdampak pada berat badan. Alih-alih ingin berat turun, eh, angka timbangan justru naik tak terkendali.
Kendati makan buah langsung lebih baik dibanding meminumnya dalam bentuk jus, tapi bukan berarti kita sama sekali tidak boleh minum jus kok. Asalkan bukan jadi asupan utama, melainkan hanya sebagai tambahan asupan di samping makan buah, sayur, dan makanan bergizi lainnya.