Setelah prosesi akad, menggelar resepsi menjadi gongnya suatu pernikahan untuk merayakan hari bahagianya. Segala komponen untuk menjamu para tamu undangan perlu disiapkan sebaik mungkin agar mereka yang kamu undang ikut bersukacita dalam gelaran pesta yang diadakan. Meski resepsi pernikahan menjadi momen spesial buat sang mempelai, namun kesan yang datang dari tamu undanganlah yang menjadi tolok ukur kesuksesannya. Yah, mau bagaimana lagi, ungkapan ‘tamu adalah raja’ berlaku banget dalam hal ini.

Nah, biar kelak kamu bisa menyortir kekurangan-kekurangan dalam resepsi pernikahanmu, berikut Hipwee Wedding telah melakukan investigasi singkat terkait keluhan-keluhan yang biasanya dilontarkan saat kondangan. Simak yuk, demi pesta pernikahan yang lancar dan jauh dari nyinyiran!

1. Tamu undangan terlalu banyak sementara kapasitas ruangan nggak cukup menampung semuanya

Tamu membludag via paramithatriastika.blogspot.com
ADVERTISEMENT
“Aku paling kesel kalau tempatnya penuh banget, bikin gerah dan nggak nyaman. Nggak tahu ya, entah tamunya yang kebanyakan atau memang venue-nya yang kesempitan.” – Lady, 27
Venue adalah hal utama yang menjadi indikator kenyamanan tamu undangan. Nggak keliru memang, sebagai tuan rumah, kamu berhak mengundang siapapun untuk hadir di momen bahagiamu. Terlebih jika kamu adalah orang yang memiliki banyak kerabat maupun teman dekat. Namun, baiknya kamu imbangi antara jumlah tamu dengan kapasitas tempat yang menunjang. Pastikan semua tamumu bisa beraktivitas dengan nyaman dan nggak kepanasan. Lagipula, bujet mengundang tamu bisa kamu alihkan ke pengeluaran lainnya yang lebih mendesak, ‘kan?

2. Terlalu lama antre salaman juga bisa bikin bete tamu undangan, lama berdiri sementara barisan menuju pelaminan masih panjang

Lama ngantri salaman via paramithatriastika.blogspot.com
“Bete deh kalau antre salaman lama, hahaha.” – Harda, 24
ADVERTISEMENT
Biasanya, bagi tamu undangan umum, salaman dengan mempelai menjadi hal pertama yang dilakukan begitu sampai di venue pernikahan, baru setelahnya menyantap hidangan yang disediakan. Nah, yang kerap terjadi adalah penumpukan tamu di rute antriean. Kondisi seperti ini membuat beberapa tamu cewek mengeluhkan busananya yang kurang nyaman untuk dipakai lama berdiri. Lagipula, kurang pas juga bagi tamu paruh baya atau lansia. Baiknya pertimbangan lamanya waktu bersalaman dan berfoto-foto dengan tamu undangan, kecuali kamu mau mencoba konsep pernikahan mingle, di mana mempelai nggak sepanjang waktu berada di pelaminan.

3. Katering habis dalam waktu yang cepat. Padahal, nggak kebagian makanan itu hal yang menjengkelkan sekali

Katering habis cepat via innerbeautyme.blogspot.com
“Yang sering tuh ya, kateringnya udah habis duluan padahal gue baru dateng. Sekalinya dapet makanan, eh kursinya penuh dan harus makan berdiri. Nggak kebagian itu nggak enak rasanya.” – Ungkay, 22
Dalam sebuah pesta pernikahan, katering menjadi hal krusial untuk diperhatikan. Mengingat komentar tamu paling banyak adalah membahas katering yang cepat habisnya, terlepas dari enak atau nggak rasanya, ya. Banyak dari tamu yang menyepelekan dengan nggak menyediakan dua porsi makanan dari jumlah undangan yang disebar, dengan prediksi masing-masing undangan membawa serta pasangan atau keluarganya. Jika bujet terbatas, mending kurangi jumlah undangan atau memesan katering dengan rate yang lebih rendah. Beberapa kesalahan dalam menyiapkan katering juga dikupas tuntas di sini.

4. Gelaran acaranya jadi ajang reuni orang tua, hal ini dirasa kurang pas untuk tamu undangan yang berasal dari kalangan muda

Jadi acaranya orangtua via muhamadamru.wordpress.com
“Kebanyakan acara nikahan itu jadi kayak reuni orang tua. Jokes-nya rada nggak nyambung dan kadang jadi kikuk sendiri karena pas dateng malah lebih banyak yang tua-tua daripada yang seumuran.” – Bima, 25
ADVERTISEMENT
Nah, keluhan ini kadang nggak banyak tersampaikan mengingat tamu merasa perlu menghargai privasi mempelai dan keluarganya selaku tuan rumah. Nyatanya, memang banyak pesta pernikahan yang cenderung menjadi momen bagi orangtua mempelai berkumpul dengan kerabat dan teman-temannya. Alhasil acaranya lebih mengakomodasi para orangtua untuk merayakan hari bahagia (anak-anaknya). Yang kayak gini perlu dievaluasi lagi nih agar tamu undangan dari sang mempelai juga nggak canggung dan bisa menikmati gelaran acara yang sesuai dengan usianya.

5. Elemen hiburan yang sedikit mengganggu dan nggak pas untuk dinikmati. Ujung-ujungnya jadi bahan nyinyiran deh!

“Kebetulan aku main musik jadi sensitif kalau denger pertunjukan yang nggak pas sound-nya di kuping. Apalagi lagu yang dinyanyiin lagu patah hati, padahal ini momen bahagia lho! ‘Kan aneh.” – Prajatama, 32
Keberadaan kelompok musik dalam suatu resepsi pernikahan difungsikan sebagai hiburan bagi segenap tamu undangan yang hadir. Namun, terkadang beberapa elemen dalam hiburan tersebut kurang diperhatikan dengan baik sehingga justru menjadi ganjalan bagi yang mendengarkan. Misalnya, sound system yang jelek sehingga merusak kualitas suara yang dikeluarkan. Belum lagi jika lagu yang dinyanyikan ternyata nggak pas dengan momen yang dirayakan. Meski mungkin hanya beberapa orang yang ngeh dengan kondisi ruwet seperti ini, tapi sudah semestinya dihindari.

6. Lokasi acara yang terlalu jauh juga jadi salah satu keluhan tamu yang sebenarnya klise tapi punya pengaruh

Lokasi terlalu jauh via jakartavwcampervan.com
“Kalau lokasinya jauh, kadang jadi mikir-mikir jadi dateng apa nggak.” – Reza, 30
Banyak mempelai yang nggak mempertimbangkan pengaruh pemilihan lokasi pesta pernikahan bagi kehadiran tamu undangan. Beberapa tamu mengeluhkan perihal lokasi acara yang dirasa terlalu jauh dari jangkauan. Misalnya, resepsimu digelar di pusat kota, sementara kebanyakan tamu yang diundang berasal dari pinggiran kota. Memilih tempat resepsi memang menjadi hakmu, namun sebaiknya sesuaikan dengan mayoritas tamu yang diundang, tentu dengan mempertimbangkan bujet juga. Alih-alih memilih tempat resepsi yang kamu idamkan, jangan sedih kalau nggak banyak tamu yang datang.

7. Sadar nggak sih kamu, terbatasnya suvenir yang dibagikan kerap bikin tamu menggerutu

Suvenir kehabisan via www.seputarpernikahan.com
“Sebel deh nggak dapet suvenir, padahal datengnya nggak telat-telat amat lho.” – Shinta, 25
Suvenir pernikahan menjadi salah satu pemberian tanda terima kasih dari mempelai pada segenap tamu udangan yang hadir. Banyak tamu yang berharap mendapatkan suvenir sebagai buah tangan meski item-nya nggak begitu menarik perhatian. Makanya, saat suvenir habis, nggak sedikit juga tamu yang kecewa. Sebagian besar dari mereka beranggapan bahwa ketika mereka datang bawa bingkisan, maka mesti pulang bawa suvenir. Hmm, oke, masukkan keluhan ini di daftar evaluasimu, ya!

8. Tamu undangan juga pengen narsis. Sayangnya, nggak ada photobooth yang tersedia di venue resepsi

Perlu photobooth buat foto via www.inovasee.com
“Aku kan pengen foto-foto karena kebetulan outfit-nya kece, tapi nggak ada photobooth-nya ih sayang bangeeeett!” – Silvia, 24
Nggak hanya mempelai, tamu undangan pun punya keinginan untuk mengabadikan fotonya saat menghadiri pesta pernikahan. Bayangin aja, mereka meluangkan waktu untuk berdandan necis demi bisa hadir di resepsi, sayang ‘kan kalau nggak didokumentasi? Nah, di sinilah peran photobooth dalam resepsi pernikahan, buat mengakomodir tamu undangan yang pingin berfoto dengan outfit-nya yang kece dan jarang ditunjukkan di keseharian. Kalau nggak ada, yah paling-paling jadi bahan keluhan…
Beberapa keluhan tamu di atas barangkali bisa menjadi bahan evaluasi dan pembelajaran buatmu yang khususnya belum menikah, agar kelak bisa mempersiapkan pesta pernikahan dengan lebih baik lagi. Pesta yang membahagiakan mempelai, juga menyamankan keluarga dan juga tamu undangan.