Menikah di usia belia bukan perkara yang sulit ditemui di Indonesia. Kalau “belia”nya 20-an sih masih terbilang wajar ya. Tapi kalau usianya bahkan belum menginjak 15 tahun, itu sih sangat tidak wajar namanya. Lagipula dari sisi hukum, undang-undang sudah menetapkan batas umur minimal menikah lo; kalau cewek minimal 16 tahun, sedangkan cowok 19 tahun. Pun dari sisi psikologis dan kesehatan, remaja umur segitu umumnya masih belum siap baik secara fisik maupun mental.
Baru-baru ini ada lagi kasus pernikahan anak di Indonesia. Usia keduanya masih seumur jagung. Yang cewek 14 tahun, dan yang cowok baru 9 tahun! Foto-foto pernikahan sederhana mereka yang digelar 16 Desember 2018 kemarin viral di media sosial. Dengar-dengar sih, mereka memutuskan menikah setelah bertemu di taman rekreasi air waterboom! Mirisnya lagi, kasus serupa tuh sudah sering banget terjadi di Indonesia lo. Kali ini Hipwee News & Feature berhasil merangkum 8 kasus pernikahan anak yang sempat bikin geger bumi pertiwi. Langsung simak bareng yuk!

1. Istrinya umur 14 tahun, suaminya masih 9 tahun. Kabarnya pernikahan yang lokasinya belum diketahui ini terjadi buat menghindari zina lo! Soalnya mereka jatuh cinta waktu pertama kali ketemu di waterboom gitu~

Sampai sekarang sih belum ada keterangan resmi dari orangtua kedua mempelai… via www.hipwee.com

2. Kasus serupa juga pernah terjadi di Binuang, Tapin, Kalimantan Selatan. ZA (13) dan IB (15) memutuskan menikah setelah ketemu di pasar malam

Tapi katanya, pernikahan mereka cuma berlangsung selama 2 malam. Ini karena menurut pihak berwenang pernikahan mereka tidak sah via www.hipwee.com
3. Dua remaja SMP di Bantaeng, Sulawesi Selatan juga sempat bikin heboh karena memutuskan menikah cuma gara-gara si cewek takut tidur sendiri!
Karena belum cukup umur, mereka sempat mengajukan dispensasi ke Pengadilan Agama setempat, sebelum akhirnya nikah beneran via www.hipwee.com
4. Di Polewali Mandar, Sulawesi Barat juga pernah ada remaja 17 tahun dan 15 tahun yang menikah. Alasannya karena sudah saling cinta dan buat menghindari zina. Hmm…
Keluarga pun mendukung sepenuhnya… via www.hipwee.com
ADVERTISEMENT

5. September lalu, ada juga pernikahan anak di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Bahkan katanya si cewek belum lulus SMP lo! Pernikahan ini sebenarnya nggak mendapat izin lurah setempat, karena menurut UU usia mereka belum cukup

Pernikahannya sah secara agama tapi tidak sah secara hukum via www.hipwee.com

6. Kalau ini kisah remaja 12 tahun yang dinikahi pemuda 21 tahun. Dengar-dengar, mereka menikah karena ada masalah utang, jadi buat menjaga nama baik keluarga, dinikahin aja anaknya. Kok gampang bener ya~

Menurut orangtua si cewek, mereka juga sudah lama pacaran, jadi ya mending menikah aja… via www.hipwee.com
7. Pernikahan yang terjadi di Sulawesi Selatan ini melibatkan bocah lelaki yang baru lulus SD! Istrinya diketahui 1 tahun lebih tua. Yang bikin gemes, alasannya itu lo, karena si ortu sudah kebelet punya cucu 🙁
Memangnya nggak bisa lebih sabar dikit gitu ya, masa cuma gara-gara pengen cucu sih?! via www.hipwee.com
8. Yang paling fenomenal ya kisahnya Syekh Puji ini. Pemilik Ponpes Miftakhul Jannah di Semarang ini menikahi gadis SD 12 tahun. Syekh Puji juga sempat mendekam di penjara karena kasus ini lo
Meski sudah sempat dipenjara dan bertemu sama Kak Seto, pernikahan mereka tetap digelar. Bahkan katanya awet sampai sekarang lo! via www.hipwee.com
ADVERTISEMENT
Kita yang hidup di tengah ‘balutan’ modernitas mungkin sudah mulai peduli terhadap perlindungan anak, termasuk tidak membiarkan mereka menikah selagi usianya masih di bawah umur. Tapi mirisnya, di beberapa daerah khususnya Sulawesi Selatan, argumen semacam itu tidak berlaku. Ya selama si anak mau dan pihak keluarga menyetujui, pernikahan anak masih sering dilakukan. Biasanya sih motifnya seputar keyakinan untuk menghindari zina, tapi ternyata ada juga motif ekonomi seperti terlilit utang atau kesulitan finansial yang sampai mendorong orangtua di sana memperbolehkan anak-anaknya menikah di usia belia. Yang jelas, orang-orang di sana masih butuh banget yang namanya edukasi. Karena tidak selamanya menikahkan anak bisa jadi solusi segala permasalahan.