Mirisnya Pernikahan Massal Anak di India, Si Pengantin Menangis

Jum'at, 22 April 2016 10:30Penulis: Endah Wijayanti
  •  
  •  
  •  
Ilustrasi. | Foto: copyright Unpopulart
Setiap negara umumnya memiliki peraturan atau undang-undang terkait pada usia berapa seorang pria dan seorang perempuan diperbolehkan menikah sah secara hukum. Hanya saja di sejumlah wilayah seperti di Chittorgarh, Rajasthan, India bagian utara masih ada praktik upacara pernikahan untuk anak di bawah umur. Biasanya upacara pernikahan seperti itu digelar atas nama tradisi dan budaya.

Di sebuah video, tampak si pengantin perempuan menangis ketika mengikuti upacara pernikahan. Ada enam upacara pernikahan yang diselenggarakan selama dua hari di Akshaya Tritiya, sebuah festival Hindu di mana ada kepercayaan bahwa menikahkan anak pada hari itu akan membawa berkah. Tapi tak tega rasanya melihat anak-anak yang masih bocah yang seharusnya menghabiskan sebagian besar waktunya bermain malah harus dipaksa untuk menikah seperti itu.
Foto: copyright dailymail.co.uk
Salah satu mempelai wanita, seorang gadis berusia lima tahun bergaun pengantin merah dipaksa berjalan mengelilingi api suci dengan suaminya yang baru berusia 11 tahun. Si gadis malang itu menangis tersedu-seduh tapi seorang pria terus memaksanya untuk menyelesaikan ritual pernikahan tersebut mengelilingi api suci sebanyak tujuh kali.
Si pengantin yang menangis saat mengikuti ritual upacara pernikahan. | Foto: copyright dailymail.co.uk
Ved Prakash, hakim distrik Chittorgarh memaparkan bahwa pihaknya telah menurunkan tim untuk menyelidiki kasus ini. Jika para pelaku tertangkap, maka mereka akan langsung diserahkan ke pengadilan untuk dihakimi. Sebelumnya pihaknya sudah sempat menghentikan praktik pernikahan massal anak ini. Hanya saja masih ada penduduk desa yang masih melakukannya secara diam-diam. Sementara itu penduduk lain ada yang takut melaporkan praktik ini karena tak mau mendapatkan tekanan sosial.
Foto: copyright dailymail.co.uk
Kriti Bharti, aktivis hak-hak anak dan pendiri Saarthi Trust sangat menyesalkan praktik ini. "Tak tega hatiku melihat anak-anak kecil ini terjebak dalam tragedi itu," paparnya. Dalam perjuangannya, Kriti telah berhasil membatalkan 29 pernikahan anak di Rajashtan dan total sudah menghentikan 850 kasus pernikahan anak.

Jerih payah Kriti sedikit demi sedikit membuahkan hasil di mana semakin banyak keluarga dan penduduk desa yang menyadari bahwa pernikahan anak di bawah umur itu sebenarnya tidak diperbolehkan. Tapi tetap saja kadang ia masih kecolongan.

Menurut Kriti tanpa tindakan tegas, praktik dan tradisi ini akan terus ada. Komite kesejahteraan anak pun akhirnya harus turun tangan demi melindungi anak-anak jadi korban. Kalau anak-anak tersebut berhasil dilindungi dan diselamatkan, mereka akan diberi konseling dan dididik untuk merancang masa depan yang lebih cerah. Tak hanya itu, pihak keluarga pun harus ikut diberi konseling agar masalah ini bisa terselesaikan dengan tuntas.

Di India sendiri, usia pernikahan yang sah untuk wanita adalah 18 tahun dan untuk pria 21 tahun. Namun, sayang menurut UNICEF, India menempati urutan ketiga terbesar dengan jumlah kasus pernikahan anak di bawah umur terbanyak.

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.