Kita Dulu Pernah Mengikat Janji Sebagai Sahabat Namun Didera Cobaan Hebat.
1. Karena pertemuanlah yang menyebabkan orang saling berkenalan
Seperti persahabatan yang sudah lumrah, awalnya kita bukanlah orang yang saling mengenal satu dengan lainnya. Kita dipertemukan saat masa Pra-orientasi SMA. Kala itu namamu dipanggil duluan, lalu selanjutnya namaku. Aku berbaris tepat di belakangmu. Pertemuan yang cukup sederhana. Mungkin pertemuan kita bukanlah pertemuan yang unik atau istimewa dibandingkan dengan pertemuan persahabatan lainnya, tapi tahukah kamu? Setiap detik dari memori itu tak ada satupun yang terlupakan olehku
2. Awal perkenalan tak selalu mulus, first impression-mu terhadap seseorang banyak kali salah.
First impression-ku terhadapmu tidaklah baik. Kala itu kau orang yang sangat cuek dan keras kepala, tak mau mendengarkan orang lain.
Panitia Mos : (Ngomong dari podium, agak Jauh ) Tolong barisannya geser kebelakang!
Mawar : Lip, Mundur oey!
Tulip : (diem)
Mawar : Lip, itu dibilang mundur!
Tulip : (diem)
Mawar : (Andai gua naga beneran, gua sembur pake api dah ini anak)
Jika kau ingin mengetahui sifat asli seseorang, maka satu atau dua kali mengobrol dengan orang tersebut tidaklah cukup. Butuh waktu lama dan tingkat keseringan mengobrol atau bertemu untuk tahu sifat asli dari seseorang. Begitu juga yang terjadi dengan kita, awalnya ku kira kau adalah orang yang sangat cuek, namun seiring berjalannya waktu dan semakin seringnya kita bertemu semua itu berubah.
3. Menjalani aktivitas bersama setiap harinya, membuat tak ada batas diantara kita.
Persahabatan terbentuk bukanlah melalui rencana, persahabatan terbentuk karena rasa saling memahami dan saling percaya yang ada diantara kita. Mos 4hari tidaklah cukup untuk membuat kita akrab seandainya kita tidak ditempatkan dikelas yang sama. Banyak aktivitas yang kita lakukan bersama, mulai dari duduk dikelas, makan, ke toilet dan pulang bersama. Kita saling belajar dan berbagi bersama. Kita pun mulai menyelipkan nama akrab, sehingga aku tak memanggil mu dengan nama aslimu. Juga tak lupa segala cerita yang kita luapkan satu dengan lainnya, mulai dari cerita kecil tentang pelajaran, cerita tentang siapa orang yang kita sukai, sampai cerita berat seperti masalah keluarga.
Hari pertama Mos
Panitia Mos : Loh dek, kok gak diiket sih poninya?!
*nyari rumput*
ini iket pake ini!
Mawar : *ngiket poni pake rumput*
( kakak kau adalah orang yg kejam)
*Pengen nyembur si Kaka Pake Api*
Tulip : *baru datang*
*ga iket poni juga*
*disuruh ngiket poni pake rumput juga*
Mawar :*kasihan*
*bantuin nyari rumput*
Sini aku iketin poninya.. :"1 bulan kemudian
Mawar : Aku ada film baru nih dilaptop, ayu nonton!
Tulip : Ayuuuu! Aku juga ada cerita nih, itu loh si bejo.
Mawar : Kenapa??
Tulip : Ituloh dia kemarin sms aku masa ... (Nonton sambil cerita sampai lupa jam)2 bulan kemudian
Mawar : Ya ampun kita belum ngerjain tugas kimia loh, ini udah jam 6 masaaa..
Tulip : Ayu nginep rumah aku deh.
Mawar : Okeyyy.
ADVERTISEMENT
4. Kala itu kita memanglah belum dewasa, Kita masih dipenuhi dengan seluk-beluk keababilan
Masa SMA memang masih tahap peralihan dari masa remaja menuju kedewasaaan. Kita mungkin belum bisa membuat keputusan yang baik terlebih dewasa. Mungkin yang kita bisa di masa SMA adalah belajar untuk membuat keputusan yang baik. Kita dipenuhi rasa iri hati, egois, cemburu satu sama lain dan masih belum bisa untuk mengatasinya. Kita terkadang berada di arus yang berbeda, kau ke kanan aku ke kiri. Mungkin ada saatnya sebenarnya kita di arus yang sama, tapi ntah kenapa mungkin karena aku terlalu ego, aku memutuskan berjalan diarus berbeda.
Ketika aku mengingat itu, ingin rasanya ku hantamkan kepalaku karena mengingat sifatku yang dulu kekanak-kanakan. Aku memang akhirnya meminta maaf, tapi seberapapun aku mengingat betapa kekanakannya aku, aku terkadang tak memaafkan diriku sendiri. Tapi aku percaya, memang ada masanya seseorang berada diposisi demikian. Mungkin saat itulah masa-masanya aku memang belajar tentang segala hal, terutama persahabatan
5. Karena persahabatan sejati sesungguhnya takkan pernah terbenam
Rasa benci tak merusak persahabatan, rasa tak peduli iya.
Ketika kita tak melangkahkan kaki ke tempat yang sama, bukan berarti kita tidak cocok. Itu adalah bukti bahwa manusia memang punya karakter yang berbeda. Kebesaran hatilah yang akan membuat langkah kaki yang berbeda itu menjadi sesuatu yang takkan hilang ketika jauh.
Waktu berlalu, kita telah terpisah 2 tahun lamanya. walaupun sekarang aku sudah punya sahabat baru, bukan berarti aku melupakanmu, kau kan tetap ada di lubuk hati ini.
Walau tak seakrab dulu, kita tetap sering berbagi rasa. Masih ada cerita diantara kita hingga kini. Kau mengajarkanku bagaimana menjadi dewasa, hingga ketika aku menemukan seorang yang baru yang ingin ku anggap sebagai sahabat, kesalahanku padamu tak kulakukan kepadanya.
Kadang aku berpikir apakah persahabatan kita sudah berakhir? namun ternyata aku salah. Disatu sisi, hati kita masih terkoneksi satu dengan yang lainnya. Disaat-saat tertentu aku merasa kangen denganmu, kaupun begitu, terbukti dengan kiriman-kiriman pesanmu.
Sebenarnya yang menjauhkan kita adalah jarak dan waktu.
Terimakasih yang sangat besar ku ucapkan atas pelajaran-pelajaran berharga yang kau tinggalkan padaku. Maafkanlah untuk masa-masa keababilanku. Aku berharap mungkin kelak suatu saat kita berjumpa lagi dan mengingat betapa ababilnya kita dulu, maka masa-masa itu hanya 'kan jadi bahan tertawaan kita ketika saat itu datang.
Indeed, the great friends are hard to find, hard to leave, and difficult to forget