Tolong Maafkan Aku, yang Memilih Pergi karena Tak Ingin Menyakiti Orangtuamu~
Memutuskan untuk bisa berjalan sendiri tanpamu memang tak pernah semudah itu
Membiasakan diri tanpamu awalnya memang bukan perkara yang mudah, hari-hari terlewati dengan rindu yang menyayat hati. Meski begitu aku berusaha untuk tak lagi mengingat segala kenangan indah tentang kita meski hatiku lemah dan rapuh. Aku sadar bahwa mencintaimu memang terlalu sulit, kamu yang tak punya celah kekurangan sama sekali membuatku buta dan mencintaimu secara tak wajar.
Kata pepatah memang benar adanya, bahwa Tuhan akan cemburu apabila ada seorang hambanya yang terlalu mencintai makhluknya lebih dari cintanya kepada semesta.
Ia bisa saja menghilangkan segala apa yang menjadi kecintaan kita agar kita kembali berserah dan berharap hanya kepadanya. Ternyata benar adanya, seperti apapun rencana-rencana indah yang kita buat, tidak akan pernah menjadi apa-apa jika Tuhan tidak mengizinkannya.
Hari demi hari berlalu, rintangan demi rintangan yang kita lalui tidak serta merta membuat segalanya berjalan mulus. Aku yang memilih pergi demi kebaikanmu tak pernah sekuat itu, kenyataan bahwa restu orang tuamu yang tak kunjung kudapatkan meski sudah berusaha sekuat tenaga membuatku lelah dan menyerah meski kau terus berusaha menguatkan.
Percayalah sayang, aku pergi bukan karena tak lagi mencintaimu, aku pergi bukan karena tak ingin memperjuangkanmu, aku pergi bukan karena sudah ada penggantimu. Aku hanya ingin bahagia tanpa menyakiti perasaan siapapun, aku tak ingin menjalani hubungan yang di dalamnya tak ada landasan restu.
ADVERTISEMENT
Memutuskan untuk bisa berjalan sendiri tanpamu memang tak pernah semudah itu. Hari itu tiap detik tiap waktuku tak pernah cukup untuk sekedar merindukanmu, pada akhirnya aku berusaha pasrah dan yakin akan ketetapannya, berusaha terus meyakini bahwa Tuhan tidak akan pernah menguji hambanya di luar kemampuannya.
Aku tak pernah menyesal mengenalmu, juga tak pernah membenci orang tuamu. Aku hanya ingin semua bahagia tanpa saling menyakiti. Aku percaya bahwa restu orang tua adalah restu Tuhan. Aku percaya bahwa tak ada orang tua yang tak ingin anaknya bahagia dan aku yakin orang tuamu sudah mempertimbangkan mengapa aku tak cukup baik bagimu. Aku pun percaya bahwa jikalau kita tidak bisa bersatu, kelak kita akan dipersatukan dengan orang yang tepat di waktu yang tepat.
Kuharap kau pun ikhlas dan tak menyalahkan siapapun atas apa yang sudah terjadi. Kenyataan bahwa kamu pernah ada dihidupku sudah cukup membuatku bahagia dan biarkan masa lalu kita tersimpan rapi hanya sebagai kenangan. Sebab tanpamu mungkin aku tak akan menjadi sosok yang sekuat ini. Bagiku semua yang terjadi selalu ada hikmah di dalamnya dan aku percaya bahwa siapapun nantinya yang akan menjadi jodoh kita. Dialah yang terbaik dan dialah jawaban atas doa-doa yang selama ini kita panjatkan.