4 Faktor Mengapa Para Ibu Senang Mencurahkan Hati di Media Sosial
Jum'at, 02 Maret 2018 16:24Penulis: Anisha Saktian Putri
Alasan ibu-ibu suka medsos/copyright Shutterstock.com
Mudahnya akses internet kini membuat siapa saja bisa menggunakan media sosial, termasuk ibu-ibu. Riset Google Indonesia bersama Kantar WorldPanel Indonesia (lembaga riset), mengatakan pengguna internet didominasi para ibu milenial. Riset tersebut menunjukkan satu dari empat pengguna internet Indonesia adalah ibu-ibu.
Sayangnya, penggunaan media sosial banyak disalah artikan oleh para penggunanya, terlebih para ibu-ibu. Seperti contoh, kini sudah banyak fenomena istri sah melabrak selingkuhan dengan berbagai cara atau masalah rumah tangga lainnya.
Salah satunya video yang sedang hangat dibicarakan ialah seorang istri sah bernama Ovie melabrak selingkuhan suaminya, Dendy, seorang pengusaha franchise minuman cokelat. Dalam video berdurasi tiga menit tersebut, terlihat Bu Dendy, sapaan Ovie, tak kuasa menahan amarah. Kemudian, ia melemparkan berlembar-lembar uang pecahan Rp100 ribu ke arah Nila, selingkuhan suaminya. Nila yang juga teman baik Bu Dendy ini pun hanya bisa tertunduk ketika dilempari uang.
Bukan hanya soal perselingkuhan saja yang menjadi viral di media sosial. Jika kamu, aktif bermedia sosial pasti kamu tidak asing lagi dengan curhat emak-emak meminta sang suami mengajaknya jalan-jalan.
“Tuh, wayah gini, kita udah rapih, udah menor. Alis dilempeng-lempengin, bibir dimerah-merahin. Ajak ke mana kita ini, ya, bang? Ya Allah, gini amat ya saban hari. Tiap hari megangin penggorengan, megangin panci, belum ngurusin anak, Nggak usah ke mol, ajak ke Alpa (maksudnya Alfamart) kita udah girang banget. Etdah, bang gimana dah ini, ya. Uplek bae ini di rumah. Ya Allah,” curhat sang ibu, seperti yang dilansir dream.co.id.
Kebiasaan ibu-ibu di media sosial/copyright Shutterstock.com
Jika dahulu urusan rumah tangga hanya keluarga saja yang mengetahuinya, kini kemudahan internet membuat para ibu tersebut justru mencurahkan isi hatinya lewat media sosial dengan membuat video agar viral. Lalu mengapa fenomena terjadi?
Menurut psikolog, Fajriati M Badrudin, S.Psi fenomena istri curhat (curahan hati), video melabrak selingkuhan kini marak beredar di media sosial karena akses internet yang semakin mudah, sebab hal ini terjadi ketika penggunaan internet semakin meningkat.
“Dari diskusi saya bersama temen psikolog mengatakan memang setelah media sosial booming, video-video viral tersebut semakin marak. Tadinya orang nggak tahu, jadi tahu masalahnya. Setelah diupload pasti orang-orang jadi penasaran, lalu komentar, dari situlah menjadi viral,” ujar Fajriati saat dihubungi redaksi Vemale.com, Rabu (28/2).
Selain kemajuan internet, Fajriati mengatakan ada 4 faktor mengapa para ibu senang sekali curhat atau memposting video.
1. Kebutuhan didengarkan
Hal ini menjadi salah satu hal yang membuat para ibu dengan sengaja mengupload video agar mendapat perhatian publik.
“Kalo kita lihat kenapa masalah itu terjadi, ini balik lagi kembali kebutuhan untuk didengarkan, bisa saja ibu atau istri tersebut tidak punya keluarga atau teman yang diajak curhat. Akhirnya mereka memilih curhat di media sosial,” tuturnya.
Kebutuhan didengarkan, menurut Fajriati ialah kebutuhan yang sama seperti kebutuhan primer. Maka ini penting memiliki komunikasi yang baik dengan keluarga.
“Jika komunikasi tidak baik dengan suami atau keluarga, akan terjadi seorang istri mencari jalan bagaimana supaya di dengar suami, salah satunya merekam dirinya sendiri,” tambahnya.
2. Kebutuhan berbicara
Wanita membutuhkan bicara 20 ribu kata per hari, dibandingkan pria yang hanya butuh 5 ribu kata per hari. Maka jika tidak terpenuhi, para wanita ini mencari alternatif dengan memanfaatkan media sosial.
3. Sistem limbik pada otak
Sistem limbik terdiri dari struktur di otak yang berhubungan dengan emosi (seperti marah, kebahagiaan, dan takut) serta kenangan. Emosi yang hadir dalam kehidupan kita sehari-hari dan memainkan peran dalam bagaimana kita berperilaku individual dan sosial. Sistem limbik diduga mengendalikan emosi dan fungsi otak lainnya yang berhubungan dengan naluri dan ingatan kita.
“Sistem otak ini cenderung lebih emosional bahayanya ketika emosi mengambil keputusan justru tidak akan baik. Seperti saat mengetahui suami selingkuh, istri langsung melabrak selingkuhan suami, seperti memaki dengan sangat emosional. Padahal ini sangat tidak baik,” paparnya.
4. Eksistensi
Kebutuhan untuk eksis, ini biasanya dilakukan melihat kejadian tertentu, misal kasus Shafa, anak Faksal yang melabrak Jennifer Dund karena terpergok selingkuh.
Menurut, Fajriati orang yang memvideokan kejadian tersebut pasti punya tujuan tertentu, seperti video tersebut akan viral, lalu ia akan dikenal. Dia ingin eksis namun tidak punya cara positif akhirnya melalui norma negatif, yang tanpa disadari dia lakukan.
“Hal ini menjadi evaluasi, apa yang kita lakukan ada pertanggung jawabkan. Hati hati ingin memposting apapun itu, dalam bentuk video,” tuturnya.