Media sosial itu bisa jadi racun buat orang-orang yang lemah iman. Belum lama ini ada mantanpengidap anoreksia bernama Jodie-Leigh Neil yang buka-bukaan soal penyakit gangguan makan yang pernah dirasakannya. Mbak Jodie ini bahkan mengaku kalau Instagram turut andil memperparah sakitnya. Setiap bercermin, dia selalu merasa kurang kurus, gara-gara tiap hari kerjaannya scrolling Instagram dan lihat foto-foto cewek cuma berbalut kulit dan tulang.

Kesempurnaan yang dibawa media sosial ini bahaya banget kalau terus-terusan diikuti. Ibu hamil seperti saya pun rentan jadi korban konten-konten semu di Instagram. Iya, semu. Soalnya buanyak buanget orang yang pura-pura bahagia dan sempurna hanya demi feeds. Memaksakan apa yang seharusnya nggak perlu dipaksakan, dan nggak dosa juga walaupun nggak dilakukan~

Instagram dengan sukses membawa budaya maternity photoshoot ala-ala ke tengah-tengah kita. Nggak sedikit yang ngotot ikutan, padahal perlengkapan bayi belum kebeli semua

Maternity photoshoot via www.flickr.com
ADVERTISEMENT
Mau ikutan atau nggak, sebenarnya sama-sama nggak dosa sih ya. Cuma ternyata nggak sedikit lo bumil-bumil di luar sana yang terlalu memaksakan harus photoshoot, sewa jasa fotografer, makeup, bahkan sampai beli baju baru. Lebih miris kalau mereka melakukan itu cuma demi diunggah di medsos! Sad nggak sih…
Saya pribadi terlalu malas keluar duit buat pemotretan macam artis-artis dan influencer itu. Selain karena saya memang nggak punya pengaruh kayak mereka (hahaha), saya dan suami juga nggak suka posting foto-foto diri di medsos. Akan lebih baik jika duitnya dialokasikan buat keperluan si jabang bayi. Kalau sekadar buat milestone atau “biar ada dokumentasi”nya, foto sendiri pun bisa. Menurut saya lo ya~
ADVERTISEMENT

Selain pemotretan romantis bersama calon baby, Instagram juga membantu budaya baby shower tersebar makin luas. Lucu sih lihatnya, tapi… kan…

Baby shower via www.usmagazine.com
Nggak sulit buat menemukan tema gemas baby shower di medsos, soalnya budaya yang asalnya dari barat ini memang sudah jamak dilakukan bumil-bumil masa kini dan diunggah di medsos. Lagi-lagi soal prioritas. Kalau hidupnya udah macam Nia Ramadhani sih monggo-monggo aja, toh duitnya juga nggak akan habis cuma buat baby shower doang. Tapi… kalau memaksakan cuma biar dianggap keren di dunia maya sih, ya tolong lah. Saya sih big no no.

Mitoni, pengajian, sampai yang baru dipopulerkan Tasya Kamila, baby gender reveal, semua nggak saya lakukan dan saya biasa aja

Adat mitoni via wow.tribunnews.com
ADVERTISEMENT
Di saat menjelang 1 bulan lagi lahiran seperti ini, seharusnya budaya-budaya macam di atas (kalau saya mau) sudah saya lakukan. Tapi semua itu malah saya lewatkan dengan bahagia. Nggak menyesal sama sekali apalagi sampai merasa berdosa. Selain soal prioritas tadi, keluarga saya memang nggak biasa mengadakan mitoni bahkan pengajian 7 bulanan. Kalau mau doa, tinggal doa sendiri aja. Lagian menurut kami, nggak ada yang lebih manjur dibanding doa orangtua sendiri :))
Di tulisan ini, saya bukan mencoba memojokkan mereka yang menjalankan budaya-budaya di atas ya. Yang saya pengin tekankan tuh cuma soal penting tidaknya khususnya buat para bumil yang sampai memaksakan diri buat mengikuti tren di medsos itu. Tenang aja, jadi bumil biasa itu nggak dosa kok, fokus aja yuk sama kehamilan dan proses persalinan nanti~