Malam berbinar bintang di ketinggian langit luas. Malam bertabur bintang mengangkasa luas. Ketinggian yang tak mampu tuk dipijak. Merengkuh menerkamu berkaca di dalam sajak doa yang menggema. Malam suci penuh cipta kasih pada bayangmu yang menyapa dalam hati. Lirih hati ini penuh memanggilmu pada sajak sang kekasih. Seandainya aku mampu untuk mengulang kisah kita. Seandainya hatimu mampu untuk mencipta kasih sejati. Hanya angan yang bertasbih lirih pada kasih yang mengiringinya pada bait-bait terindah. Tiada yang lebih indah selain binar sinar yang terpancar dari dalam hatimu yang tulus.
Apakah kamu memahami pada setiap malam yang menggantungkan harapnya di dalam kelirihan. Bias wajahmu menghiasi lingkup ketinggian langit yang membuat tertegun kala aku tak mampu bersuara penuh. Setiap kata yang menyapa seakan abai hilang ditelan bumi. Aku dan kamu adalah seseorang yang pernah menjadi kata kita di dalam sepasang hati kekasih yang saling menggantungkan rasa dalam cipta rasa cinta yang dianugerahNya untuk menyeka kenangan demi kenangan yang saat ini merundungku dalam senyap harinya pun aku masih membutuhkan ketegaran hati. Sudut kasih pada sepenggal lirih hati yang masih menanti. Di setiap pijakkan sudut kota yang menyimpan sejuta warna di dalam satu hati kenangan.
Mimpi untuk kembali berpijak dalam satu hati. Terima kasih sudah kembali merengkuh dan mewarnai hati. Meskipun hadirmu kini tinggal meluruh dalam seonggok kenangan. Sosokmu selalu ada dan tidak asing untukku. Hadirmu penuh kasih selalu akan ada di dalam hati yang mengisi seluruh lingkup ruang hatinya dengan kasih yang suci dan ketulusan. Abadinya akan senantiasa terasa meskipun hadirmu kini masih samar. Di dalam balutan angan serta harapan menghadirkan pijakkan nyata kembali di sisi.
ADVERTISEMENT
Cipta rasa merangkai kasih dihari penuh kasih. Menspesialkan satu hari terkasih pada sajak terkasih. Ini kali pertama aku mengabadikannya seorang diri mencipta hadirmu di dalam hati mencintaimu di dalam balutan doa. Menjagamu di dalam hati terdalam. Dua hati menjadi satu bertemu hanya dalam senandung lirih doa saat raga belum bersua. Caraku menjagamu dengan sangat sederhana menjadikannya pinta di dalam setiap luruh lirih ini kepada
Ilahi Rabbi. Menyimpan berjuta kisah kasih saat hadirmu yang nyata belum mampu tuk aku raih. Kamu masih menjadi bintang di kejauhan langit tinggi yang hanya mampu ku pandang dan aku kecup di kejauhannya melirih dalam munajatku.
Meniti hati mengartikan hari di setiap detiknya pada hari dengan senyuman. Semoga Ilahi Rabbi senantiasa menyertai langkah pijakkan dalam abadinya kasih yang diberkati. Keyakinan ku tiada ada batasnya kepada semesta. Hati yang bercahaya dengan sejuta warna di dalam satu hati di hari penuh kasih. Lirihku dalam hati saat hadirmu masih menjadi teka-teki yang belum kamu genapi. Setidaknya aku dan kamu saling memahami, saling bersuara lirih di dalam hati. Hanya aku, kamu beserta Ilahi Rabbi saja yang mampu memahami suara hati kekasih di dalam lirih hatiku berkeluh kasih.