Kalau Saja Kamu dan Dia Berhasil Melewati 6 Hal Ini, Tandanya Hubungan Kalian Layak Naik Pelaminan
Tanda hubungan yang dewasa dan siap ke jenjang berikutnya
Hubungan yang dewasa dan sehat harusnya memang selalu maju ke tahap selanjutnya. Tak mungkin kan kalian pacaran saja sementara usia kalian sudah waktunya untuk menikah. Belum lagi orangtuamu atau dia pun punya harapan anaknya segera berumah tangga. Tapi ada kalanya kalian sendiri masih punya sedikit kekhawatiran. Bertanya-tanya dalam hati, apakah hubungan ini sudah layak untuk naik ke tingkat selanjutnya? Apakah memang ini yang kalian mau? Dan yang paling penting, apakah ini benar yang terbaik untuk masa depan hubungan kalian?
Sebab menikah tak semudah menjabat tangan penghulu saja. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, salah satunya bagaimana keadaan atau perkembangan hubungan kalian sendiri. Menikah tak cukup nyaman dan kata cinta saja. Tapi coba lihat lagi, apakah kalian sudah benar melewati beberapa hal ini?
1. Kecemburuan yang tak beralasan, padahal sama-sama tahu pasangan kalian tak akan melakukan
Cemburu tanda sayang.
Tapi bukan berarti harus cemburu terus-terusan. Di fase awal, saat perasaan kalian masih saling menggebu, cemburu memang jadi lebih mudah datang. Apalagi cewek yang perasaannya lebih sensitif. Lihat cowoknya balas komentar temannya yang cewek di sosmed saja bisa cemburu, padahal bahasa balasannya pun biasa.
Tapi semua kembali lagi ke individunya. Seiring berjalannya waktu, seiring dengan pengertian dan kepercayaan yang tumbuh besar, harusnya rasa-rasa cemburu yang tak beralasan itu tak perlu ada. Paling tidak rasa cemburu itu bisa diatasi dan tak perlu membuat kalian bertengkar.
2. Hubungan jarak jauh yang tak hanya memisahkan raga, tapi bisa saja jadi pemisah perasaan kamu dan dia
Kata orang LDR-an itu buang-buang waktu. Ada yang bilang juga mending jomblo daripada LDR-an. Tapi kalian yang menjalani tak harus lantas berputus asa karena ucapan-ucapan orang di luar sana. Toh hubungan jarak jauh atau LDR ini bisa jadi tempat kalian belajar membangun hubungan yang lebih dewasa. Hubungan yang dilandasi kepercayaan, kesabaran, pengertian sampai kekreatifan kalian saat menghadapi rindu.
Di hubungan jarak jauh ini juga kedekatan kalian secara emosional diuji. Apakah kalian kalah dengan jarak, atau tak rela tunduk dengan rentetan kilometer yang membentang di antara kalian.
3. Urusan kabar yang tak lagi setiap saat. Chat atau telepon memang seperlunya
Awal pacaran chat atau telepon memang bisa hampir setiap waktu. Kadang cuma tanya-tanya, sudah makan atau belum, sampai sedang apa dan di mana. Kadang juga membicarakan tentang diri kalian masing-masing, ya dengan harapan bisa lebih mengenal pasangan lebih dalam lagi. Tapi saat hubungan kalian sudah cukup lama, berbagi kabar harusnya bukan lagi keharusan yang dilakukan setiap jamnya.
Kamu dan dia seharusnya sudah punya waktu tertentu untuk berbagi kabar. Bisa di jam istirahat makan siang, malam sebelum tidur, pagi sekali sebelum memulai kegiatan, atau saat-saat sedang genting sekali, seperti saat kamu sedang cemas karena beberapa pekerjaanmu ada yang mendadak berantakan. Tapi kapanpun waktu berkomunikasinya, harusnya apa yang kalian bicarakan pun sudah lebih berkembang lagi.
ADVERTISEMENT
4. Masa-masa galau saat kamu atau dia mendadak jenuh dengan hubungan kalian
Bosan atau jenuh itu manusiawi. Begitu juga saat rasa ini muncul dalam sebuah hubungan. Tapi selama kalian punya tujuan, harapan bahkan impian yang sama dengan hubungan ini, harusnya selalu ada jalan untuk menghadapi kejenuhan kalian. Mungkin masing-masing dari kalian bisa dengan memberi waktu untuk memanjakan diri sendiri alias me time. Mungkin juga dengan melakukan kegiatan yang baru, seperti membuat proyek bersama atau sekadar jalan-jalan ke luar kota berdua.
Apapun caranya, yang jelas kalau kalian sudah bisa menghadapinya, membangun rumah tangga pun bisa kamu dan dia lakukan.
5. Bertengkar hingga berhari-hari atau salah satu dari kalian sampai ada yang memaki
Lewat fase 6 bulan dan jelang satu tahun, kalian memang akan lebih sering mengalami kesalahampahan sampai pertengkaran kecil. Nggak salah kalau kalian mengungkapkan rasa marah atau ketidaksukaan. Tapi sebisa mungkin kamu atau dia belajar menahan diri untuk tak bertengkar hingga saling memaki. Kamu dan dia belajar untuk menyelesaikan masalah saat itu juga dan tak perlu mengungkitnya lagi.
Karena rasanya pasti sulit, kalau saja kebiasaan bertengkar seperti diam-diaman hingga berhari-hari atau memaki-maki ini dibawa ke rumah tangga. Rumah yang kalian bangun bisa jauh dari kata nyaman, dan yang ada hanya ada suasana tegang serta dingin.
6. Perkenalan dengan orangtua atau keluarga pasangan yang perlu banyak kesabaran dan pengertian, demi mendapatkan restu mereka
Karena pada akhirnya, hubungan kalian ini bukan soal kamu dan dia saja. Tapi juga dua keluarga besar dari kalian. Membuat momen-momen perkenalan dengan keluarga pasangan itu jadi hal yang aling penting. perkenalan ini menentukan kalian bisa membawa hubungan ini lebih lanjut atau tidak, karena memang tergantung dari restu orangtua. Setelah kamu atau dia berkenalan dengan keluarga pasangan, saatnya juga dua keluarga ini dipertemukan.
Tapi apapun yang dilewati, semua itu tetap membawa pelajaran tersendiri. Dan tak semua pasangan juga punya fase atau proses yang sama.