Sebuah Curahan Hati dari Seorang Wanita yang Mencintaimu
Aku menunggu dan mencintaimu dengan sebuah ketulusan. Karena setiap nafasku selalu ada harapan yang ku kembangkan. Menjadi lebih besar dan bermuara pada sebuah kenyataan.
1. Katakan salah jika aku memang salah, tidak perlu mengatakan hal lain yang justru membuatku kecewa
Hari itu aku sengaja menghubungimu, Mas. Aku hanya ingin meminta saran, bukan ingin menceritakan hal-hal yang tidak penting. Awalnya ku fikir responmu akan baik, tapi ternyata jawabanmu membuatku kecewa. Aku tau kamu hanya manusia biasa, jadi tidak perlu diperjelas seperti seakan-akan aku sempurna, Mas.
Apa aku salah ingin meminta saran dari orang yang ku cintai ? kalau memang salah beritau aku, Mas. Agar aku tidak perlu lagi mengusik ketenanganmu hanya dengan sebuah saran.
Aku sangat tau kita sedang dalam masa mempertipis komunikasi, tapi bukan berarti ketika aku sedang membutuhkan bantuan seseorang maka kamu akan menganggapnya hanya angin lalu.
2. Jangan bicarakan pernikahan (ku) seolah-olah kamu tidak mengenal perasaanku
Apapun yang kamu bicarakan tentang hubungan kita aku terima, Mas. Tapi tolong jangan pernah membicarakan pernikahanku seolah-olah kamu memintaku untuk menikah dengan orang lain. Itu sangat melukai harapanku yang begitu besar terhadapmu, Mas. Bagaimanapun juga sampai saat ini aku masih wanita yang mencintaimu, wanita yang mengharapkan kepastian atas cintamu, dan menunggu keridhaan Allah untuk menjadikanku yang dihalalkan bagimu, Mas.
Aku mengerti mungkin saat itu kamu sedang bercanda, Mas. Katakan saja aku terlalu berlebihan karena begitu cepat menyimpulkan hal itu sebagai satu keegoanmu yang tidak mengerti perasaanku. Namun begitulah aku adanya, sudah kodratku sebagai seorang wanita yang begitu sensitif dengan setiap kalimat yang menyangkut perasaan.
3. Pernahkah kamu berfikir sekali saja tentang ketakutan dan kekhawatiranku akan kehilanganmu, Mas?
Perasaan itu datang atas seizin Allah, mengalir begitu saja tanpa bertanya persetujuan si pemilik hati. Seandainya aku sendiri yang mengatur perasaan itu, maka saat ini aku sudah berpaling ke lain hati, Mas. Karena perempuan manapun akan sangat tersiksa bertahan sejauh ini tanpa adanya komunikasi. Rasa takut dan khawatir itu seakan menghantuiku setiap saat. Sampai aku sering menyumpahi jarak dan waktu yang dengan bahagianya masuk diantara cerita kita.
ADVERTISEMENT
4. Kalau kamu ingin meragukan sesuatu, jangan pernah meragukan perasaanku
Sejak aku memutuskan untuk memilihmu, aku tidak pernah bisa melihat laki-laki lain seperti aku melihatmu, Mas. Jangan pernah sedikitpun meragukan perasaanku. Karena keraguanmu adalah goresan terparah selama penantianku.
Aku bertahan menunggumu bukan untuk sebuah keraguan, tapi untuk sebuah kepastian dengan akhir yang indah.
5. Aku bertahan dengan modal ketulusan, bukan dengan nafsu yang terobsesi untuk memiliki
Asal kamu tau, Mas. Aku bertahan sampai sejauh ini bukan karena aku tidak ada yang melirik, bukan juga karena aku hanya terobsesi memilikimu. Tapi karena memang sejak awal sampai hari ini aku mencintaimu dengan ketulusan yang hadir dan terus tumbuh begitu saja. Dengan ketulusan itu juga akhirnya aku berani meletakkan harapan untuk menjadikanmu pelabuhan terakhirku, Mas.
6. Jika memang kamu sedang menguji ketulusanku, maka aku akan melakukannya seperti Zulaikha yang mencintai Yusuf
Aku baru menunggumu sejak tiga tahun yang lalu, Mas. Tapi seorang Zulaikha mencintai dan menunggu Yusuf hingga kurang lebih 30 tahun lamanya. Aku tidak akan sanggup menunggu selama itu, Mas. Aku hanya akan belajar dari cara Zulaikha mencintai Yusuf. Dimana ketika Yusuf tidak kunjung melihat ketulusan cintanya, saat itu juga Zulaikha berusaha untuk meningkatkan cintanya kepada Allah. Akhirnya atas seizin Allah, Yusuf dan Zulaikha dipertemukan dan kemudian menikah.
Aku pun ingin begitu, Mas. Mungkin Allah sengaja menempatkan kita berjauhan agar kita lebih mencintai-Nya daripada hanya sibuk memikirkan orang yang kita cintai.
Karena itu, aku ingin mencintai Allah terlebih dahulu sebelum aku merasa pantas mencintaimu, Mas.
Dan untuk hasil akhir aku serahkan sepenuhnya kepada Allah. Seperti katamu, Mas. Jika kita berjodoh, maka kita akan disatukan kapanpun, dalam apapun, dan bagaimanapun caranya. Aku percaya itu, Mas.