Terima Kasih Telah Pergi tanpa Alasan, Saat Kamu Sudah Mati-matian Saya Perjuangkan
Sepenuh hati berjuang, tapi akhirnya dibuang
Mengusahakan masa depan untuk bisa berbahagia dengan orang yang kita pilih dalam mendampingi hari menuju kebahagiaan bukanlah suatu hal yang salah untuk kita lakukan. Terlebih lagi ketika kita sebagai manusia memang sudah sepantasnya mengusahakan apa yang menjadi keinginan untuk bisa terwujudkan menjadi sebuah kebahagiaan. Iya, kita sebagai manusia takkan merasakan masa depan yang berbahagia dengan sosok yang kita cintai jika kita tak mengusahakannya.
Namun jangan sampai ketika orang yang selama ini menjadikan kita ingin untuk menjatuhkan hati sebagai pilihan nyatanya tak pernah memiliki rasa yang sama untuk saling membahagiakan. Ketika dia mungkin menghadirkan perhatian dengan berbagai caranya jangan langsung saja kita terbawa perasaan untuk menjadikan dia sebagai pasangan. Ada kalanya mungkin kita menemui seseorang yang selalu memberikan perhatian lebih dan dia anggap itu sebagai hal yang wajar saja sebagai seorang teman.
Dan pada akhirnya jika kita terjebak dalam rasa ini maka anggapan yang muncul hanyalah pemberi harapan palsu padahal tak semua orang begitu.
Tak bisa dipungkiri ketika kita mengusahakan sesuatu untuk bisa kita miliki itu tandanya kita menggantungkan harap dan ekspektasi yang tinggi untuk bisa kelak bersanding bahagia dalam mencintai. Namun kita juga perlu menyadari bhawasanya dia juga hanyalah manusia biasa yang dapat berubah seiring berjalan waktunya.
Kadang, kamu hanya butuh ditemani dan takut sendiri. Inginku adalah menemanimu di saat suka dan duka. Sayang, kamu hanya menghampiriku kala ingin mengobrol dan mengusir sepi. Begitupun dalam mencintai, akan ada bagian terberengsek yang akan membuatmu benar-benar ingin marah pada dirimu, pada Tuhan dan akan menggap hidup itu benar-benar tidak untukmu sendiri.
Kamu akan merasa kecewa, bahkan mungkin lebih besar dari kecewa, ketika kamu mengalaminya. Tapi semua terasa terlambat bahkan sangat terlambat. Kamu ingin menyesal tapi hati sudah terlanjur cinta dan nyatanya kamu yang cintanya sepenuh hati hanya dicintainya salah satunya.
1. Kamu akan tau bagian terberengsek dari mencintai saat tau dia sebenarnya tidak benar-benar mencintaimu tapi masih Menerima Cintamu
Sakit rasanya ketika tau kenyataan bahwa dia tidak mencintaimu namun tetap menerima cintamu dengan berbagai alasan namun tidak ada alasan karena cinta atau karena sayang. Kamu akan merasa seperti dipermainkan olehnya, hingga kamu akan merasa akan selaalu mencurigai orang lain setelahnya.
2. Kamu akan tau rasanya menjadikannya satu-satunya tapi dia hanya menjadikanmu salah satunya
Sakit memang ketika kita menjadikannya satu-satunya orang yang kita cintai sementara dia hanya hanya menjadikanmu salah satunya saja. Ketika hanya dijadikan salah satunya berarti kalau bukan kamu yang jadi selingkuhannya berarti kamu diselingkuhi. Lebih enak yang mana, sama-sama tidak enak dan sangat menyakitkan hati.
ADVERTISEMENT
3. Bagian terberengsek dari mencintai itu ketika kamu sudah setia tapi dikhianati
Tidak ada hati yang tidak akan sakit ketika sudah setia, hubungan berjalan baik lalu tiba-tiba mendapati pasangannya selingkuh. Semua terasa sia-sia kamu sudah mencintainya sepenuh hati namun dihianati
4. Bagian terberengsek dari mencintai itu ketika kamu menjadikannya prioritas lalu dihancurkan olehnya
Kamu pasti pernah mencintai sepenuh hati lalu dikhianati, kamu pasti pernah berjuang, lalu dibuang, kamu pasti pernah bertahan lalu diabaikan, kamu pasti pernah memprioritaskan lalu dihancurkan? itulah bagian-bagian terberengsek dari menccintai yang pasti pernah kamu temui dan akan kamu temui.
5. Dan yang paling sakit adalah ketika kamu sudah berjuang tapi pada akhirnya kamu malah dibuang
Sakit bukan?, ketika sudah bertahan dengan rasa sakit, selalu mengertinya, selalu ada untuknya, selalu mencoba memahaminya dan selalu berdamai dengan hal-hal yang sebenarnya menyakitkan hanya demi hidup bahagia dengannya tapi pada akhirnya dibuang begitu saja, seolah tidak pernah saling kenal.
Begitulah cinta tanpa syarat yang seharusnya, tanpa hasrat ingin memiliki. Hanya cukup dan sekedar melihat sebuah senyumannya lagi. Kembali lagi pada pribadi kita masing-masing ketika kita sedang kasmaran lantas jatuh cinta kepada seseorang rasanya seluruh dunia akan kalah baik dengan dirinya.
Dia yang paling rupawan dan dia juga yang kita anggap paling sempurna. Namun jangan sampai kita menutup hati bahwa mungkin saja bukan dialah yang terbaik yang Tuhan siapkan, bisa jadi harapan yang dia gantungkan hanya sebatas keakraban atau malah permainan yang pada akhirnya mengukirkan kesakitan.